Untuk membangun sebuah jemaah kita perlu tahu, apakah asas atau tapak untuk membina kekuatan dan ketahanan asas pada sebuah jemaah. Sebagaimana juga kita hendak membina rumah, hal utama yang perlu kita fikirkan ialah sebidang tanah yang mantap, tiang kayu serta batu yang kuat dan tahan lama. Tanpa perkara penting itu, dinding dan atap cantik yang dibina dari luar itu tidak akan dapat menjamin rumah itu dapat ditegakkan dengan kukuh dan mampu menghadapi pukulan angin ribut dan taufan.
Asas yang penting untuk kekuatan sebuah jemaah, sekurang-kurangnya adalah tiga perkara yang perlu ada pada setiap individu dan anggota jemaah :
- Iman yang sempurna.
- Ukhuwah yang kuat.
- Kesepahaman dan keselarasan di antara anggota dengan anggota, anggota dengan pemimpin dan pemimpin dengan pemimpin yang lain.
Dengan cetusan rasa tersebut di dalam hati seseorang, maka orang itu benar-benar akan memperoleh kemerdekaan dan kekuatan yang sebenarnya. Kekuatan dan kemerdekaan yang tidak dapat dikalahkan oleh kuasa apapun selain ALLAH. Demikianlah, betapa penting dan mustahaknya 'IMAN' dalam diri seseorang. Kalau diibaratkan sebagai mobil, maka iman merupakan mesinnya. Mesin yang baik tidak akan menjadi sebab melemahkan perjalanan sebuah mobil itu melainkan ALLAH saja yang dapat melemahkannya. Sebaliknya kalau mesin lemah, maka sebuah mobil itu akan mudah lemah perjalanannya walaupun tidak menempuh halangan, apa lagi kalau menempuh halangan, mobil itu akan langsung mati.
Sebuah perjuangan yang dibangun oleh pejuang-pejuangnya yang kuat iman, maka perjuangan itu dianggap kuat walaupun anggotanya sedikit (minoritas). Sebaliknya perjuangan yang dibangun oleh pejuang-pejuang yang lemah iman dianggap perjuangan yang lemah sekalipun anggotanya banyak.
Kedudukan itu telah ALLAH jelaskan di dalam Al Quran:
Yang dimaksud oleh ALLAH 20 orang itu ialah 20 orang yang seperti apa? Dua puluh orang sabar yang dimaksudkan itu ialah yang berjiwa tauhid, yang imannya kuat hingga menaikkan semangat berani berjuang dan cinta mati. Itulah kekuatan unggul yang tidak akan dapat dibina dengan sumber apa pun, kecuali melalui iman yang sebenarnya. Kalau setiap pejuang dapat menyiapkan diri dengan kekuatan itu, sesungguhnya sebagian dari kejayaan telah dapat kita capai.
Maksudnya: "Jika ada di kalangan kamu 20 orang yang sabar akan dapat mengalahkan 200 orang musuh. " (Al Anfal : 65)
Untuk mendapatkan iman kita perlu berusaha. Usaha yang dapat dilaksanakan di antaranya ialah melalui :
- Melawan hawa nafsu jahat(mujahadatunnafs).
- Memperbanyak shalat sunat.
- Berfikir(tentang kebesaran ALLAH).
Ukhuwah dan persaudaraan yang kuat di antara anggota jemaah juga merupakan unsur terpenting sebagai tapak dalam perjuangan. Ukhuwah juga turut menentukan kuat atau lemahnya sebuah jemaah atau perjuangan itu. Oleh karena itu bagi setiap pejuang hendaklah masing-masing merasa bertanggung jawab untuk membina ukhuwah sekaligus mempraktekkannya dalam kehidupan serta berkorban bersungguh-sungguh dalam membina dan mengukuhkannya.
Setiap orang mesti melibatkan diri dalam membina dan mengukuhkan ukhuwah. Hal itu bukan tugas orang-orang tertentu saja. Kalau sebagian saja yang berusaha sedangkan yang lain tidak atau terdapat satu orang saja yang berusaha untuk memecahkan ukhuwah, artinya ukhuwah di kalangan anggota jemaah telah pincang. Pincang berarti akan membawa kelemahan.
Lemah ukhuwah akan membawa lemahnya perjuangan. Jika perjuangan telah lemah, maka perjuangan itu akan menuju kepada kegagalan dan kehancuran.
Oleh karena itu marilah kita berusaha membina ukhuwah di kalangan sesama kita, setelah kita sadar bahwa ukhuwah merupakan asas kekuatan yang penting. Langkah- langkah kearah pembinaan ukhuwah ialah:
1. Mentaati dan melaksanakan syariat Islam.
Setiap anggota mesti menunaikan tanggung jawab itu, sebab hal itu merupakan sebab tercetusnya rasa persamaan dan kesatuan. Sekiranya ada anggota yang lalai melaksanakan syariat dengan sendirinya hilang persamaan dan rasa kasih sayang terkorban, lenyaplah perpaduan.
2. Mengikuti semua program jemaah.
Itu juga merupakan tugas anggota. Sekiranya ada di antara anggota yang lalai atau selalu tidak hadir di majelis-majelis resmi jemaah yang telah ditetapkan, hati anggota-anggota lain akan menjadi tawar dan dapat menimbulkan sangka buruk kepada anggota yang lain serta akan merenggangkan persaudaraan. Oleh karena itu anggota manapun yang uzur, hendaklah diberitahukan segera kepada pemimpin atau kepada anggota yang lain supaya berita perkembangan pribadinya dapat diumumkan kepada anggota lain yang hadir di majelis-majelis berkenaan untuk mengelakkan timbulnya salah sangka yang negatif.
3. Mengadakan perimbangan hidup.
Kedudukan anggota dalam jemaah hendaklah ada keseimbangan. Jangan ada diantaranya yang terlalu miskin atau sebaliknya. Keadaan anggota hendaklah senantiasa diberi perhatian jangan sampai keperluan hidup keluarga yang tidak mencukupi. Karena itu akan merusak perasaannya yang mungkin akan membuat keretakan hati. Demikian juga dengan anggota yang hidupnya lumayan, mereka hendaklah tidak menampakkan kesenangan diri dan menyelesaikan sendiri keperluan keluarga hingga mengabaikan masalah sesama sahabat dalam satu jemaah. Itu akan menyentuh perasaan anggota-anggota yang berada dalam kesempitan hidup. Bila jurang hidup terjadi, itu akan membawa keretakan hati dan tersinggung perasaan. Hendaklah wujud keadaan dan suasana perimbangan dalam hidup di antara setiap anggota.
Sabda Nabi SAW:
Maksudnya: "Sampaikanlah hajat orang yang tidak berdaya memenuhi hajatnya sendiri. Maka sesungguhnya orang yang menyampaikan hajat seseorang yang tidak mampu menyampaikan hajatnya kepada pemenntah, ALLAH akan menetapkan dua kakinya di atas sirat (di akhirat) pada waktu manusia tergelincir."
(Hadis riwayat oleh Hindun bin Abi Halah yang diterima dari Nabi SAW).
Dalam hadis yang lain diriwayatkan oleh Abu Nu'aim bahwa Nabi SAW bersabda :
Maksudnya: "Barangsiapa yang tidak mengambil berat urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah dari golongan mereka."
Ibnu Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda
"....Siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, niscaya ALLAH akan menyampaikan hajat saudaranya, niscaya ALLAH akan menyampaikan hajatnya dan siapa yang melepaskan kesukaran (kesusahan) seorang muslim di dunia, niscaya ALLAH akan melepaskan kesukarannya di akhirat........."
Sabda Nabi SAW:4 . Meminta dan memberi maaf.
Maksudnya : "Seorang yang berjalan karena menolong saudaranya lebih baik daripada beriktikaf selama sebulan di mesjidku (mesjid Nabawi)."
Sebagai manusia biasa kita tidak dapat mengelakkan diri dari melakukan kesalahan. Mustahil di antara kita tidak terjadi kesalahan. Nabi SAW sendiri bersabda :
Maksudnya : "Tidak ada anak Adam, melainkan mempunyai dosa." (Riwayat Tarmizi dari Anas)
Oleh karena itu hendaklah jangan ada di antara kita yang berani dan sanggup mengaku tidak pernah bersalah. Hendaklah di kalangan kita semuanya senantiasa menyadari bahwa kita senantiasa tidak dapat mengelak dari bersalah. Sebab itu hendaklah bersedia mengaku salah dan meminta maaf. Bagi yang tidak bersalah pula hendaklah bersedia untuk memaafkan kesalahan orang yang memohon maaf kepadanya.
Hanya dengan cara yang demikian kasih sayang akan dapat terjalin dengan erat di samping dapat mengelakkan perpecahan baik yang disebabkan oleh sesama kita atau melalui orang tengah yang mencoba hendak mengadu domba kita.
5. Saling menasehati dan tegur-menegur.
Apabila salah seorang anggota melakukan kesalahan, maka ia perlu ditegur dan dinasehati. Dalam kita menegur dan menasehati mesti melalui beberapa peraturan dan adab-adabnya.
(i) Memahami kedudukan kesalahan itu; kecil atau besar, sengaja atau tidak sengaja, dengan manusia atau dengan ALLAH, dalam jemaah atau di luar jemaah, dan lain-lain.
(ii) Jangan segera menegur. Tunda untuk beberapa waktu. Dalam masa itu hendaklah kita mendoakan orang yang melakukan kesalahan agar ia insaf dan berusaha melakukan perubahan dengan sendirinya, sebab orang sadar dan melakukan perubahan sendiri lebih baik daripada ditegur dan dinasehati oleh orang lain secara langsung.
(iii) Kalau setelah diberi tempo, namun tidak juga berubah, maka barulah ia dipanggil berhadapan secara empat mata (tanpa ada orang lain), menasehatinya dengan penuh kasih sayang. Akan tetapi kalau difikirkan kita tidak mampu menasehatinya atau kita bimbang nasehat kita tidak berkesan, lebih baik diserahkan kepada orang lain yang dianggap mampu dan dapat memberi kesan. Ketika itu barulah membawa kesnya kepada pucuk pimpinan jemaah.Perlu diingatkan bahwa menegur orang secara membabi buta, tanpa disiplin dan hikmah, bukan saja akan merusak hati orang yang melakukan kesalahan, bahkan akan memecahkan perpaduan dan mencacatkan kasih sayang (ukhuwah Islamiah).
6. Berlibur dan bertamasya.
Itu boleh dilakukan asal mengikut peraturan syariat Islam yang membenarkan hal tersebut karena fitrah manusia suka pada hiburan. Jiwa yang sunyi dari hiburan akan merasa jemu dan malas beribadah. Karena itu supaya jiwa segar dan subur lebih baik jika sekali-sekali dibawa bertamasya, melihat alam Tuhan yang indah dan tenang, sambil bergaul, makan dan shalat bersama.
7. Memperbanyak perjumpaan dan ziarah.
Untuk mendekatkan hati, hendaklah selalu berjumpa dan berziarah. Tapi perlu diingat, bahwa ALLAH yang dapat menyatukan hati manusia. Oleh itu yakinlah bahwa kejayaan kita hanya di tangan ALLAH.
Itulah 7 perkara yang dianggap dapat membina ukhuwah. Ikutilah langkah-langkah itu dengan teliti dan hati-hati, insya ALLAH akan terbuka pintu ukhuwah untuk kita memasukinya dan mendapatkan intipatinya. Yaitu rasa persaudaraan yang membuat seseorang dapat merasakan kesusahan orang lain sebagai kesusahannya sendiri. Juga dapat merasakan kesenangan orang lain sebagai kesenangannya pula.
Dengan merasakan itu sekaligus akan terhapuslah mazmumah, penyakit dan perusak jiwa manusia yang sangat berbahaya yaitu hasad dengki dan dendam kesumat. Dengan terhapusnya mazmumah itu berarti bersemailah benih perpaduan, keamanan dan keharmonian di kalangan pejuang.
Sebagaimana kita pahami, perpaduan adalah kekuatan. Kekuatan yang kedua sesudah iman yang akan melindungi dan menyelamatkan perjuangan dari serangan musuh lahir dan batin. Selain dari itu, ukhuwah yang sebenarnya, akan membuat manusia sanggup merasa bersalah, sanggup pula mengaku bersalah serta memohon maaf di atas kesalahannya. Di pihak lain, karena menginsafi kelemahan kawan maka sejak awal lagi sudah bersedia untuk memberi maaf. Tidak ada saling mengungkit atau menantang sesama mereka.
Ukhuwah juga melahirkan rasa kasih sayang, karena setiap kesalahan kawan ditegur dengan penuh tanggung jawab dan kasih mesra. Tidak ada perkataan atau perbuatan yang dapat menyakitkan hati atau memanaskan telinga. Bahkan teguran akan menambah perkenalan dan kesepahaman serta persaudarsan antara mereka.
Dengan ukhuwah manusia juga akan senantiasa memelihara harga diri kawan serta rahasia kawan. Karena mengasihi orang lain sebagaimana mengasihi dirinya maka setiap keburukan dan kelemahan kawan dipelihara rapi agar tidak diketahui oleh orang lain. Dan sewaktu-waktu sengaja pula menyebarkan kehebatan dan keistimewaan kawannya itu untuk meninggikan harga diri dan kehormatan kawannya itu.
Demikianlah ukhuwah dapat membentuk pribadi bersih dan mulia. Juga dapat membersihkan segala kejahatan penyakit hati, di samping menyapu bersih tindakan buruk yang mungkin diakibatkan dari mazmumah itu. Dan kalau kejahatan sudah dapat dihapuskan, itulah saatnya kita akan menerima kebahagiaan yang menjadi pendorong kita untuk terus berjuang.
Kekuatan asas yang ketiga ialah kesepahaman dan keselarasan antara anggota-anggota jemaah. Perkara-perkara yang mesti mendapat rasa kesepahaman dan keselarasan, ialah:
1. MENEGAKKAN HUKUM
Anggota-anggota mesti sepaham dan selaras dalam menerima dan mengamalkan hukum. Hukum yang wajib diterima sebagai wajib, maka sama-sama mengamalkannya. Yang sunat sama-sama diterima sebagai sunat dan sama-sama mengamalkan. Perkara yang haram sama-sama diterima sebagai haram dan sama-sama meninggalkan. Yang makruh dikatakan makruh, sama-sama pula ditinggalkan. Untuk perkara-perkara mubah, sama-sama mengatakan mubah dan mencoba mengamalkan sebagai ibadah pada ALLAH SWT.
Kalau terjadi dalam sebuah jemaah anggotanya tidak sepaham dan selaras dalam menegakkan hukum, ada yang membuat perkara wajib ada yang tidak, ada yang membuat perkara sunat, ada yang tidak, ada yang meninggalkan perkara haram ada yang tidak, ada yang meninggalkan perkara makruh ada yang tidak, ada yang meninggalkan perkara syubhat ada yang tidak maka jemaah itu adalah jemaah lslam yang lemah dan kusut sekali. Coba gambarkan satu suasana dalam sebuah jemaah di mana anggotanya ada yang shalat, ada yang tidak, ada yang puasa, ada yang tidak, ada yang tutup aurat, ada yang tidak, ada yang berjuang dan berjihad, ada yang tidak, ada yang meninggalkan riba, ada yang tidak, ada yang menjalankan ekonomi Islam, ada yang tidak, ada yang berkorban, ada yang tidak.
Bukan saja jemaah itu tidak menjurus kepada Islam tapi juga sedang mendapatkan kemurkaan ALLAH. Firman ALLAH :
Maksudnya : "Hai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Sangat besar kemurkaan di sisi ALLAH bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat (lakukan)." (As Saf: 2-3)
2. MEMAHAMI TUJUAN PERJUANGAN
Kita mesti faham dan selaras terhadap tujuan perjuangan. Tanpa kesefahaman tentang perkara itu, jemaah kita akan pontang-panting dan riuh rendah.
Contohnya seperti ini: Misalnya tujuan kita ialah ke Singapura. Jadi sepatutnya semua anggota memandang Singapura itu Singapura dan sama-sama mengarah ke sana. Tapi kalau ada yang menganggap Bangkok itu Singapura atau ada yang menganggap Kuala Lumpur itu Singapura, apa yang akan terjadi? Kalaulah semua anggota berada dalam satu kapal, apakah kapal itu dapat sampai ke Singapura? Tentu tidak, ke mana pun tidak. Singapura tidak, Bangkok tidak, Kuala Lumpur pun tidak. Sebab anggota-anggota asyik bertengkar, berebut arah, maka bukan saja kapal dapat berjalan bahkan mungkin pecah sebelum sampai ke mana-mana.
Begitulah kusutnya keadaan jemaah kalau anggota-anggotanya tidak sepaham dan selaras tentang tujuan perjuangan.
Tujuan perjuangan kita ialah menegakkan kalimah ALLAH dalam diri, keluarga, rumah tangga, jemaah, kampung halaman, dalam masyarakat, dalam pergaulan, pendidikan, dakwah, ekonomi, pengobatan, politik, dalam cara hidup harian, dalam kenduri, dalam pertanian dan peternakan. Dalam ketentaraan, dalam perusahaan makanan dan pakaian dan lain-lain. Kalimah ALLAH ialah hukum-hukum ALLAH (ahkamullah). Hukum ALLAH terbagi lima, yaitu wajib, haram (syubhat), sunat, makruh dan mubah.
Jadi menegakkan kalimah ALLAH ialah menegakkan kelima hukum ALLAH dalam seluruh aspek kehidupan kita. Yang wajib dan sunat dilaksanakan dan diperjuangkan, yang haram (syubhat) dan makruh ditinggaIkan dan diperjuangkan, sedangkan yang mubah diusahakan menjadi ibadah pada ALLAH SWT.
Jadi tujuan perjuangan kita ialah perjuangan menegakkan perkara-perkara yang wajib dan sunat dalam diri, rumah tangga kita, dan jemaah kita. Juga berjuang untuk meninggalkan yang haram (syubhat) dan makruh dalam diri, rumah tangga dan jemaah kita. Artinya jangan ada perkara haram dalam rumah tangga dan jemaah kita. Dan berjuang untuk membuat perkara-perkara yang mubah sebagai ibadah pada ALLAH SWT
Itulah tujuan perjuangan kita. Tiap anggota mesti memahami perkara itu dengan yakin. Jangan ada walau seorangpun dari kita yang mencoba mencari tujuan lain selain dari itu. Kalau terjadi juga, itu tandanya dia bukan lagi anggota perjuangan. Orang yang mencari nama, harta, pangkat dan kepentingan diri yang lain melalui perjuangan ini adalah musuh kita dan musuh ALLAH SWT. Firman ALLAH :
Untuk mencapai tujuan ini kita mesti menegakkan kalimah ALLAH dalam diri kita, anggota rumah kita dan anggota jemaah kita. Itu adalah tindakan yang wajib. Jangan kita suruh orang lain menegakkannya sebelum kita sendiri membuktikan bahwa kita dapat menegakkan kalimah ALLAH itu. Orang lain akan mengikuti dan mentaati kita setelah kita laksanakan kata-kata kita, Insya ALLAH.
Maksudnya: "Katakanlah jika ayah, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta yang kamu miliki, perniagaan yang kamu takuti kerugiannya dan rumah yang kamu sayangi itu lebih kamu cintai dari ALLAH dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah, ALLAH akan mendatangkan siksa-Nya. Dan ALLAH tidak akan memberi petunjuk pada orang yang fasik."
(At Taubah : 24)
3. MENILAI AMALAN LAHIR DAN BATIN
Kita wajib sepaham dan selaras dalam menilai amalan lahir dan amalan batin. Amalan lahir ialah amalan yang dapat kelihatan dengan mata kasar, amalan batin ialah amalan hati yang tidak nampak oleh mata kasar, tapi dapat dirasakan keberadaannya oleh masing-masing diri. Tentang amalan-amalan itu kita mesti sepaham dan selaras. Kalau baik, sama-sama kita katakan baik, kalau buruk sama sama kita katakan buruk. Jangan terjadi di kalangan kita ada yang mengatakan perkara-perkara buruk itu baik dan yang baik itu buruk. Kalau begitu, artinya sudah terjadi pergeseran dan perpecahan dalam jemaah kita. Tidak ada lagi kesepahaman dan keselarasan antara kita. Dan lemahlah kekuatan kita.
4. MELAKSANAKAN TEKNIK PERJUANGAN
Untuk mencapai satu tujuan, kita wajib memilih dan mentaati satu saja teknik perjuangan, di samping alat-alat yang dapat mempercepat pencapaian tujuan tersebut. Misalnya kalau kita hendak ke Singapura, maka teknik yang kita pilih ialah menyediakan kendaraan untuk membawa kita di samping alat yang akan kita gunakan di sana. Kendaraan yang memungkinkan ialah kereta, bas, kereta api, kapal terbang dan kapal laut.
Jika tidak dengan kendraan-kendaraan itu kita bukan saja susah untuk sampai ke sana mungkin juga tidak sampai sama sekali. Misalnya kalau kita bersepeda atau jalan kaki, alangkah susahnya dan lambatnya untuk sampai. Atau kalau kita naik pesawat jet, karena susahnya untuk mendapatkan pesawat jet dari Kuala Lumpur ke Singapura, kita mungkin tidak sampai sama sekali. Begitulah bahayanya kesalahan memilih teknik perjuangan. Kita mungkin tidak sampai ke tujuan perjuangan yang diharapkan.
Jadi teknik perjuangan kita mesti sesuai dengan tujuan. Boleh sedikit berbeda karena berbeda suasana, asal perbedaan itu jangan sampai menyeleweng dari tujuan perjuangan kita.
5. MENILAI ISU SEMASA
Apa saja reaksi, pandangan, pertentangan luar terhadap perjuangan kita atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan jemaah kita, mesti kita terima dan beri penilaian yang sama, sepaham dan selaras. Kita tidak boleh berbeda dalam menilai dan memberi hukum pada suatu isu, sebab memungkinkan tindakan kita yang berbeda dan berbahaya.
Kalau isu itu bentuknya haram, kita semua mesti mengatakan haram, kalau sunat kita katakan sunat dan kalau wajib kita katakan wajib. Demikian juga kalau baik kita katakan baik, yang buruk kita katakan buruk dan kalau bahaya kita katakan bahaya tapi kalau tidak bahaya, kita katakan tidak. Jangan terjadi ketidaksepahaman di antara kita terhadap isu semasa. Ada yang berkata benar dan ada yang berkata tidak, ada yang berkata batil ada yang berkata tidak. Itu sangat berbahaya, kita mungkin bersengketa dan kekuatan kita akan rusak dan lemah kembali. Wal'iyazubillah.
6. MENILAI SESUATU IDEOLOGI (ISME)
Banyak sekali pertumbuhan ideologi terjadi dalam masyarakat manusia, seperti komunis, sosialis, kapitalis dan nasionalis. Mereka semua adalah pejuang ideologi masing-masing. Perjuangan mereka bahkan lebih besar dan lebih gigih lagi dari kita. Oleh itu kita mesti hati-hati dan punya satu pandangan terhadap mereka supaya kita dapat menghadapi mereka dengan lebih bersedia. Ketahuilah bahwa selain Al Quran dan Sunnah, ideologi lain adalah sesat dan ditolak.
Kita mesti sepaham bahwa hanya Islam (bersumberkan Al Quran, Hadis, Ijma' ulama dan Qias) yang benar dan diredhai ALLAH, yang menjamin keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Selain Islam semuanya palsu, buatan otak manusia yang akan membuat manusia kocar-kacir sesamanya, dan yang akan mengantar manusia ke neraka dunia dan akhirat. wal'iyazu billah.
Bersabda Rasulullah SAW:
"Bukan dari golongan kami orang-orang yang memperjuangkan bangsanya (nasionalisme)."
Kita mesti yakin dengan Islam. Itu prinsip kita dan pegangan kita. Karenanya kita tetap akan berjuang sekalipun yang tinggal hanya kita seorang.
7. MENILAI KAWAN ATAU LAWAN
Dalam perjuangan, mengenal kawan dan lawan adalah penting. Dan kita mesti sepaham terhadap perkara penting itu. Jangan terjadi di kalangan kita ada yang menilai satu golongan itu kawan tapi ada yang mengatakan lawan. Nanti akan terjadi dalam jemaah kita anggota yang bermusuhan dengan kawan dan berbaikan dengan lawan, itu sangat berbahaya. Kita mengelakkan perkara itu. Untuk itu ketahuilah bahwa siapa saja yang berjuang atau membantu perjuangan menegakkan kalimah ALLAH adalah kawan kita. Dan siapa saja yang keluar dari maksud itu adalah musuh kita. Kepada kawan kita mesti memberi kasih sayang dan simpati, kepada lawan hadapilah dengan bijaksana.
Firman ALLAH :
8. BERJUANG DAN BERKORBAN
Maksudnya: "Serulah (semua manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah bijaksana dan pelajaran yang baik serta berbahaslah dengan mereka dengan cara yang paling baik. "
(An Nahl : 125)
Kita mesti sama-sama berjuang dan berkorban. Itu adalah tanggung jawab kita. Itu permintaan ALLAH pada tiap-tiap orang Islam. Dan inilah sumbangan kita pada Islam agama kita. Berjuang dan berkorbanlah dengan apa saja yang mampu, dengan tenaga kalau ada tenaga, dengan uang dan harta kalau ada keduanya, dengan fikiran kalau ada fikiran, dengan ilmu pengetahuan kalau ada ilmu pengetahuan.
ALLAH melihat pengorbanan kita dan akan memberi ganjaran yang setimpal. Oleh itu janganlah bimbang untuk berkorban. Jangan kita biarkan orang lain saja berkorban sedangkan kita tidak.
Apa kita tidak iri hati nanti di akhirat bila sahabat kita diletakkan di singgasana tinggi dikelilingi bidadari dalam surga yang penuh kenikmatan karena pengorbanannya itu? Sedangkan kita karena tidak kuat berjuang, berada dalam kedudukan yang rendah dan susah. Kalau begitu lebih baik menyegerakan berjuang dan berkorban karena ALLAH. Mudah- mudahan kita mati sesudah kita sudah puas berjihad fisabilillah.
ALLAH SWT berfirman :
Apa yang dimaksudkan dengan kesepahaman dan keseragaman ialah tentang kesediaan bersama untuk menerima dan mengamalkan hukum-hukum Islam. Kita maklum bahwa Islam telah mengkategorikan semua perkara menjadi lima hukum yaitu wajib, sunat, haram, makruh dan harus. Apa saja yang kita buat tidak akan keluar dari salah satu hukum tersebut. Kesepahaman antara kita hanya tercapai kalau kita semua bersedia dan sanggup untuk menerima perkara yang wajib sebagai wajib, lalu sama-sama diamalkan dan diperjuangkan.
"Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang berjuang pada jalan-Nya dalam satu barisan yang tersusun kukuh. "
(As Saff : 4)
Yang sunat juga diterima sebagai sunat, lalu sama-sama berusaha untuk mengamalkannya serta memperjuangkannya.
Tentang perkara yang haram, sama-sama pula menerima sebagai haram, sebab itu mesti ditolak serta diperjuangkan agar tidak terjadi dalam masyarakat. Yang makruh pun sama-sama dikatakan makruh, lalu coba ditinggalkan. Kemudian yang mubah kedudukannya sesuai selera. Hendak dibuat boleh, tidak buat pun tidak apa-apa.
Yang baik adalah menjadikannya sebagai ibadah pada ALLAH SWT (dengan menempuh lima syarat yang sudah dibahas sebelumnya). Untuk lebih detailberikut dihuraikan beberapa contoh:
1. Shalat, puasa, menutup aurat, belajar fardhu ain, melakukan mujahadatunnafsi, menghubungkan silaturrahim, sabar, baik sangka, tawakal dan berkasih sayang adalah perkara-perkara yang diwajibkan untuk kita. Artinya kita wajib melakukan perintah itu.
Anggota-anggota yang sepaham ialah anggota-anggota yang menerima perkara wajib tersebut sebagai wajib lalu sama-sama berusaha mengamalkan serta memperjuangankannya. Dari situ lahirlah sikap 'seragam' dalam tindakan lahiriah seperti ibadah, pakaian, cara menghadapi ujian, teknik perjuangan dan lain-lain.
Kalau anggota dalam suatu jemaah tidak menunjukkan kesepahaman terhadap perkara wajib, yakni ada yang buat, ada yang tidak, ada yang shalat, ada yang tidak, ada yang tutup aurat, ada yang tidak, ada yang baik sangka dan ada yang jahat sangka, ada yang berusaha melawan hawa nafsu ada yang tidak, itu maknanya anggota-anggota jemaah itu belum sepaham dan tidak seragam dalam tindakan. Jemaah itu walaupun banyak anggotanya tapi merupakan sebuah jemaah yang lemah.
2. Bersiwak, memakai serban, memberi salam, pakaian warna putih dan hijau, shalat witir, dhuha, puasa tiap hari Senin dan Kamis, makan daging seminggu sekali dan menikah adalah perkara-perkara yang sunat hukumnya, artinya elok dibuat. Sepatutnya tiap-tiap anggota yang sepaham ialah yang sama-sama berusaha melakukan semua perkara sunat. Anggota yang paham dan sepaham tidak menganggap kecil perkara-perkara sunat. Mereka sama-sama berusaha untuk mengamalkan dan memperjuangkannya ke tengah masyarakat.
3. Riba, narkotika, korupsi, pergaulan bebas, menipu, mubazir, hasad dengki, memfitnah, pecah-belah, lari dari jemaah Islam, durhaka pada ibu bapak dan guru, mengikuti hawa nafsu adalah perkara-perkara yang haram. Karena itu tiap orang mesti meninggalkannya. Anggota-anggota dalam satu jemaah Islam mesti berusaha untuk meninggalkannya, barulah mereka dapat membina jemaah yang anggota-anggotanya sepaham dan seragam. Barulah jemaah itu akan menjadi penegak kalimah ALLAH dan berjuang untuk itu.
Kalau anggota jemaah Islam tidak menolak segala yang haram, sebaliknya masih senang mengamalkannya, itu tandanya jemaah itu tidak mempunyai anggota-anggota yang sepaham dan seragam. Itu memungkinkan jemaah itu lemah dan tidak berkesan.
4. Rokok adalah makruh, artinya sebaiknya ditinggalkan dan kita patut berusaha meninggalkannya. Semua anggota mesti sama-sama meninggalkannya. Anggota-anggota tidak patut mempertikaikan lagi apakah patut ditinggalkan atau tidak. Kita patut sefahampaham bahwa yang makruh itu tidak baik dibuat, maka tidak usah dibuat. Hanya dengan bersikap begitu kita dapat mempertahankan hukum ALLAH itu tetap terpelihara. Dan dengan itu baru jemaah Islam terpelihara dan bertenaga ke arah memperjuangkan kalimah ALLAH.
5. Makan, minum, tidur, istirahat adalah perkara-perkara yang harus hukumnya. Tapi dapat dijadikan ibadah pada ALLAH kalau dengan memenuhi 5 syarat:
1. Niat betul.
2. Perkara yang dibuat sah mengikuti syariat.
3. Pelaksanaan mesti mengikuti syariat.
4. Natijah mesti betul.
5. Tidak meninggalkan ibadah-ibadah asas.
Satu perkara lagi yang patut difahampahami oleh anggota-anggota dalam jemaah Islam ialah tentang cara menilai kawan dan lawan. Bukan semua orang kawan kita dan bukan semua orang lawan kita. Panduan kita ialah Al Quran. Al Quran memuliakan orang-orang beriman dan memusuhi golongan kafir dan munafik. Karena itu, orang beriman semuanya adalah sahabat kita. Dan selain orang beriman bukan sahabat kita. Jadi kita mesti menghadapi mereka secara paling bijaksana.
Itulah secara ringkas konsep kesefahampahaman dan keseragaman yang dituntut oleh periuangan Islam. Yakni sefahampaham dalam menerima dan mengamalkan serta memperjuangkan hukum-hukum ALLAH. Kalau dalam sebuah partai atau jemaah Islam, konsep itu dapat dilaksanakan secara beramai-ramai dan berkelanjutan, maknanya jemaah itu mempunyai anggota-anggota yang sefahampaham dan itulah asas kekuatan jemaah itu.
Maksudnya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmahdan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat pertunjuk. "
(An Nahl:125)
Sebaliknya kalau dalam sebuah partai atau jemaah Islam, anggota-anggotanya tidak sefahampaham terhadap hukum-hukum ALLAH, ada yang tidak shalat, ada yang tidak tutup aurat, ada yang terlibat dengan riba, pergaulan bebas dan masih merokok, itu maknanya anggota-anggota jemaah itu belum sefahampaham dan tidak seragam. Kalau begitu jemaah itu masih lemah dan gagal untuk menegakkan kalimah ALLAH di kalangan sesama anggota. Dalam keadaan itu kalaupun anggota sudah ramai tapi belum menjamin ketahanan perjuangan karena asas kekuatan perjuangan sesudah iman dan ukhuwah ialah kesefahampahaman dan keseragaman anggota-anggota dalam jemaah itu.
Coba gambarkan sejenak bagaimana bentuk dan suasana satu barisan tentara yang siap sedia untuk berjuang. Mereka terdiri dari manusia-manusia yang mempunyai kesefahampahaman serta keseragaman lahir dan batin. Bertolak dari akidah, ibadah, akhlak, cita-cita dan tujuan yang satu, mereka maju ke medan perjuangan dengan langkah dan gerakan serta pakaian yang seragam. Mereka membangun benteng pertahanan yang kukuh, melalui rasa kesefahampahaman dan keseragaman yang dapat mereka buktikan.
Itulah tentara ALLAH. Tentara yang terdiri dari pemimpin dan pengikut yang tahu dan mau menjalankan tugas masing-masing. Tentara yang anggota-anggotanya mempunyai iman dan ukhuwah yang kuat. Juga mempunyai kefahampahaman, kejiwaan serta tindakan yang selaras dan satu tujuan. Tentara yang anggotanya mempunyai kesediaan dan kesanggupan untuk berkorban (sesuai kemampuan) demi menjayakan cita-cita perjuangan. Sikap itulah yang kita maksudkan mampu menjadi tapak perjuangan. Tapak yang kuat dapat pula menguatkan perjuangan.
Itulah tiga sumber kekuatan yang asas bagi sebuah jemaah. Tanpa jemaah akan mudah hancur. Perkara-perkara lain seperti uang ringgit, tenaga, kemahiran, kepandaian dan lain-lain hanyalah berupa kekuatan tambahan, yang hanya akan berfungsi bila kekuatan yang asasi itu telah ada. Jika kekuatan yang asasi itu tidak ada, uang dan jumlah anggota yang banyak hanya akan menambah kocar-kacir keadaan. Ilmu pengetahuan dan kepandaian anggota juga tidak penting lagi. Kalau kekuatan iman dan ukhuwah tidak ada, semakin banyak orang yang pandai semakin cepat perpecahan dan persengketaan terjadi sebagaimana firman ALLAH :
Karena itu demi kekuatan jemaah kita, semua anggota baik dari peringkat pemimpin hingga pengikut mesti menyiapkan diri dengan kekuatan iman, ukhuwah dan keselarasan dalam mengisi motif perjuangan.
Maksudnya: "Kamu lihat mereka itu bersatu padu, tetapi hati mereka berpecah-belah."
(Al Hasyr : 14)
Dan Nabi SAW bersabda :
Maksudnya: "Hampir tiba masanya bahwa kamu akan diserbu oleh bangsa-bangsa lain (musuh-musuh kamu) sebagaimana orang-orang menghadapi hidangan di dalam jamuan. Seorang sahabat bertanya, "Apakah karena ketika itu jumlah kami sedikit". Rasulullah.SAW menjawab, "Bahkan jumlah kamu di waktu itu banyak, tapi kamu tak ubahnya seperti buih-buih di permukaan air sewaktu musim banjir. ALLAH akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh-musuh kamu dan sebaliknya dimasukkan ke dalam hati kamu penyakit 'AL WAHAN' ". Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah SAW apakah Al Wahan itu ?"Jawab Rasulullah SAW, "ialah cinta dunia dan takut menghadapi maut. "
(Hadis riwayat Abu Daud daripada Sauban)
No comments:
Post a Comment