Bagaimana Membangunkan Jamaah Islamiah




Sebagai langkah untuk menyatukan seluruh umat Islam sedunia, maka tindakan kita yang pertama ialah membangun Toifah atau jemaah-jemaah kecil. Bermula dan bertolak dari itulah kita mencoba menghidupkan dan membangunkan cara hidup Islam di kalangan anggota-anggota toifah itu serta memupuk dan memperkuat tali silaturrahim (ukhuwah Islamiah) yang benar sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam.

Perlu dijelaskan bahwa di zaman Rasulullah SAW, ada rancangan membangun toifah (jemaah) Islamiah sebagaimana yang telah disebutkan. Karena di zaman itu seorang yang menerima Islam dan mengucapkan syahadah langsung bersatu di bawah pimpinan Rasulullah SAW sendiri sekaligus mereka telah bersedia mematuhi setiap yang diperintahkan dan meninggalkan setiap yang dilarang oleh ALLAH dan Rasulullah SAW. Siapa yang tidak atau enggan mengucap syahadah dianggap musuh dan ditentang habis-habisan. Keadaan itu jauh berbeda dengan keadaan hari ini. Hari ini orang Islam yang sama-sama shalat, puasa, mengeluarkan zakat, menunaikan haji belum bersatu dalam arti kata yang sebenarnya. Apa lagi yang tidak shalat, tidak berpuasa dan sebagainya itu ?

Secara tegas berani dikatakan bahwa umat Islam hari ini sama saja dengan musuh Islam. Musuh Islam tidak shalat, mereka pun tidak shalat. Musuh Islam mengamalkan sistem ekonomi riba, mereka juga terlibat. Musuh Islam menegakkan sistem pendidikan sekuler, mereka turut serta mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar di sana. Musuh Islam ke kasino, klub malam, taman bunga, bergaul bebas dan sebagainya, mereka pun tidak melepaskan peluang untuk menyertainya.

Berdasarkan keadaan-keadaan tersebut sekali lagi kita berani menegaskan bahwa sebenarnya secara langsung dan tidak langsung umat Islam telah menjadi 'tali barut' atau 'agen' musuh-musuh Islam untuk menjerumuskan dan merusak kehidupan beragama umat Islam. Sebab itu tidak heran bila terjadi seperti di Afghanistan, ketika musuh-musuh Islam menyerang, tidak sedikit dari umat Islam sendiri yang berpihak dan membantu musuh memukul saudara-saudara mereka.

Itulah akibat keadaan umat Islam yang tidak bersatu dalam memahami, mengamalkan dan memperjuangkan Islam. Itulah hakikatnya tidak adanya perpaduan, di samping lemahnya iman umat masa kini.

Di negara kita besar kemungkinan akan berhadapan dengan masalah yang sama sebagaimana yang terjadi di Afghanistan. Sebab gejala-gejala perpecahan di kalangan umat Islam nampaknya sudah tidak terbendung lagi. Mayoritas umat lslam di negara kita lebih simpati kepada sistem hidup jahiliah(musuh) daripada sistem hidup Islam. Sekiranya suatu masa nanti musuh menyerang, kemungkinan besar mereka akan berpihak pada musuh sebab mereka dapat menyesuaikan diri dengan perjuangan musuh karena mereka lebih paham konsepnya daripada konsep Islam.

Itu bukanlah suatu kajian yang membabi buta, tetapi merupakan hakikat sebenarnya yang telah ada tanda-tandanya. Contohnya sekarang ini terjadi sindir-menyindir, cemooh-mencemooh, fitnah-menfitnah dan melabelkan dengan berbagai label, seperti sesat, ketinggalan zaman dan sebagainya terhadap kelompok-kelompok atau perseorangan yang memperjuangkan Islam. Semuanya datang dari orang yang mengakui dirinya Islam. Dan bila ada usaha atau gerakan untuk membangun yang makruf dan membasmi kemungkaran, yang menghalang dan menentang itu adalah orang Islam diantaranya terdiri dari para ahli ilmu Islam.

Tidakkah itu suatu pertanda, suatu masa nanti kalau datang ancaman dari musuh yang dapat menyebabkan tergadainya nyawa, karena hendak menyelamatkan nyawa sendiri, mereka sanggup diperalat untuk memukul saudara mereka sendiri asalkan mereka selamat. Kalau dalam keadaan yang tenang seperti sekarang mereka sanggup menghantam, mencemooh dan sebagainya terhadap sahabat sesama Islam, apalagi dalam saat-saat genting?

Tunggulah waktunya dan dapat kita saksikan sama-sama, kalau sekiranya tidak bangun suatu kelompok atau toifah yang berusaha menanamkan kembali keimanan dan dapat mencetuskan kembali perpaduan dalam arti kata yang sebenarnya di kalangan umat Islam yang ada di negara kita ini, maka lambat laun akan terjadi sebagaimana tragedi-tragedi yang kita saksikan terjadi di beberapa negara Islam di dunia ini.

Perpaduan yang sebenarnya adalah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Umat Islam di zaman itu seia-sekata dalam mengerjakan segala perintah ALLAH dan Rasul-Nya. Di bawah ini diturunkan dua potong ayat Al Quran yang menjadi teras pegangan para sahabat dan umat Islam di zaman Rasulullah SAW dalam mewujudkan dan memupuk perpaduan di antara mereka. Firman ALLAH:



Maksudnya: "Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam membuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH amat keras siksa-Nya."
(Al Maidah : 2)


Firman ALLAH lagi :


Maksudnya: "Dan dirikan shalat, tunaikan zakat dan rukuklah beserta orang yang rukuk. " (Al Baqarah : 43)


Kedua ayat di atas ialah perintah supaya umat Islam tolong menolong dalam menegakkan kebaikan dan kemuliaan di kalangan masyarakat manusia. Perintah tersebut membuat umat Islam di zaman Rasulullah begitu teguh menyatukan hati mereka dalam mentaati perintah yang datang ke atas mereka dari ALLAH dan Rasul-Nya.

Sebagai bukti dibawakan sebuah kisah kejayaan kegemilangan yang telah mereka peroleh sebagai hasil perpaduan dan taat setia :

Sebelum hijrah, 

Pasar Madinah dikuasai sepenuhnya oleh orang-orang Yahudi. Segala urusan perniagaan dan perdagangan serta urusan ekonomi di Madinah dimonopoli oleh mereka. Maju mundurnya masyarakat Madinah secara tidak langsung ditentukan dan diatur oleh para kapitalis Yahudi. 

Penindasan dan kezaliman sudah menjadi tradisi perekonomian dalam masyarakat Madinah di waktu itu. Suasana demikian berlangsung hingga peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah.

Selaku pemimpin, Baginda Rasulullah SAW tidak berdiam diri dan menganggap kecil pergolakan yang terjadi dalam masyarakat Madinah yang disebabkan oleh eksploitasi dalam sistem ekonomi Yahudi. 

Sebagai langkah untuk mengatasinya Rasulullah SAW telah mengarahkan Abdul Rahman bin Auf mengetuai urusan perniagaan Islam di sebuah pasar yang dibangun sendiri oleh umat Islam yang letaknya tidak jauh dengan pasar orang-orang Yahudi itu, dan diberi nama Pasar Ansar.

Semua orang Islam diarahkan supaya hanya membeli dan berniaga di pasar orang Islam yang bernama Suqul Ansar (Pasar Ansar), tanpa bertenggang rasa dengan orang-orang Yahudi bahkan berniaga dengan mereka melalui segala jenis bentuk barang-barang mereka.

Dengan semangat perpaduan dan ketaatan umat Islam ketika itu, mereka semua menumpukan perhatian di pasar Islam di mana Abdul Rahman bin Auf dilantik oleh Rasulullah SAW sebagai pengurusnya. Bukan itu saja, karena dalam sistem ekonomi Islam tidak terjadi penindasan serta memberi kemudahan kepada masyarakat, orang-orang bukan Islam dari dalam dan luar negeri juga turut tertarik dengan pasar tersebut. Mereka tertarik berniaga dengan peniaga-peniaga Islam.

Hasilnya kekuasaan ekonomi Madinah beralih ke tangan umat Islam, perniagaan dan ekonomi orang-orang Yahudi bukan saja sekedar merosot, bahkan menjadi muflis dan bangkrut. Mereka terpaksa menutup pasar mereka dan semuanya gulung tikar meninggalkan kota Madinah.

Demikianlah kesan dari perpaduan yang ditunjukkan oleh umat Islam di zaman Rasulullah SAW. Mereka bersatu dalam menerima perintah ALLAH dan Rasul. Mereka bersatu dalam menegakkan syariat Islam. Mereka bersatu dalam perjuangan menegakkan dan membangun sistem hidup secara Islam. Bersatu dalam mengucilkan barang-barang keluaran serta sistem ekonomi Yahudi. 

Hasilnya, masyarakat Madinah merdeka dari kungkungan dan eksploitasi orang-orang bukan Islam.

Sebab kemenangan umat Islam di Madinah dalam mengatasi orang- orang Yahudi (musuh Islam) tanpa pertumpahan darah di antaranya ialah karena mereka mempunyai identitas dan personalitas yang tersendiri pada pribadi dan dalam segala bentuk cara hidup mereka sehari-hari. Itu membuat mereka dihormati dan disegani oleh kawan dan sahabat serta ditakuti oleh musuh dan lawan.

Untuk mewujudkan perpaduan di kalangan masyarakat Islam mengikuti bentuk yang digambarkan dalam sejarah di atas, beberapa langkah penting perlu diberi perhatian dan diambil tindakan. Langkah-langkah yang akan dikemukakan di bawah ini walaupun tidak terdapat di dalam Al Quran dan As Sunnah, tapi tidak bertentangan dengan ruh ajaran Islam. Teori yang dikemukakan itu semata-mata berdasarkan perkembangan masyarakat Islam masa kini yang dalam beberapa hal mempunyai banyak perbedaan dengan masyarakat Islam di zaman Rasulullah SAW.

Dari pengalaman-pengalaman penulis melaksanakan dan mengikuti garis panduan dan teori perjuangan yang dicanangkan itu sedikit banyak telah menampakkan kesan dan hasil yang memuaskan. Berikut ini ialah beberapa langkah yang mesti kita laksanakan untuk membina perpaduan di kalangan umat Islam masa kini:



1. DAKWAH

Susun acara dakwah sebanyak-banyaknya di semua tempat di seluruh pelosok tanah air. Adakan perhubungan dengan segala peringkat dan jenis masyarakat serta beri kepahaman kepada mereka tentang Islam (secara tepat). Ajak mereka sama- sama mengamalkan dan memperjuangkannya.

Agar dakwah itu memberi kesan, lakukanlah berulang kali tanpa rasa jemu dan putus asa. Apabila ada yang telah paham dan menerima konsep perjuangan kita (Islam) namakanlah mereka simpati biasa.

2. USRAH UMUM


Setelah mereka itu melalui tahap dakwah tentu ada mereka yang sadar dan ingin membuat perubahan serta ingin bersama-sama kita, maka bawalah mereka ke usrah umum. Mereka yang ikut di majlis usrah umum itu namakanlah sebagai simpati kuat.


Tujuan mengadakan usrah umum itu adalah untuk meningkatkan lagi kepahaman mereka tentang tujuan perjuangan Islam yang sedang kita perjuangkan. Di samping menilai komitmen mereka dalam memperkuat serta meningkatkan keikutsertaan dan kesediaan mereka dalam berjuang dan berkorban untuk perjuangan.

Secara tidak langsung usrah umum itu memberi kesempatan dan masa kepada kita menyaring siapa di antara mereka yang mempunyai kesungguhan dalam menghayati seluruh aspek kehidupan Islam. Kesungguhan yang dimaksudkan itu ialah tentang minat dan kesungguhan mereka menyertai kegiatan yang telah kita rancang serta kecenderungan menyertai dan menyeragamkan cara beribadah, bergaul, berpakaian, belajar, berekonomi dan semua yang dituntut oleh Islam. Apabila perkembangan mereka baik dan istiqamah, maka mereka layak kita ajak ke majelis yang lebih khusus yang kita namakan Usrah Khusus. 

Bagaimanapun mereka itu belum layak diberi tugas di dalam gerakan kita, karena hakikatnya mereka belum dapat dianggap telah bersatu dengan kita, karena kefahaman dan amalan Islam mereka itu perlu dinilai lagi serta ditingkatkan dari masa ke masa. 

Tentang majlis usrah umum ini tidak sama dengan majlis ceramah umum atau majlis dakwah. Kalau majelis dakwah seharusnya ada di seluruh tempat dalam satu daerah, maka usrah umum ini hendaklah diadakan satu tempat saja pada setiap daerah.

3.USRAH KHUSUS

Setelah melihat peningkatan kepahaman, keyakinan, pengorbanan, akhlak dan penyertaan mereka terhadap Islam, maka saat itu mereka boleh diajak ke dalam Usrah Khusus. Mereka yang hendak diajak ke dalam usrah khusus hendaklah setelah diteliti persediaan mereka dalam menerima arahan, tanggungjawab dan tugas-tugas tertentu dalam perjuangan kita, seperti soal-soal pelajaran, ekonomi, perobatan, pabrik, penerbitan dan lain-lain yang sudah dicanangkan dan diaturkan sebelumnya. Sebab mengapa kita berikan dan bebankan mereka dengan tugas dan tanggung jawab tersebut ialah karena melihat mereka telah bersedia hendak bersatu dengan kita. 


Walau bagaimanapun bersatu itu tidak setepat sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam cuma baru dalam arti kata pandangan kita saja. Untuk mencapai hakikat bersatu menunut Islam, masih jauh lagi dan memerlukan jalan yang rumit, menempuh berbagai ujian dan tidak mungkin dapat di praktekkan sekaligus dalam masa yang singkat. Mereka yang kita masukkan ke dalam usrah khusus terutama peringkat permulaan, perlu di beri tarbiah untuk menigkatkan kepahaman, amalan, pengorbanannya serta hal lainnya dari masa ke masa. Sementara yang sudah lama perlu juga dipupuk dan ditarbiah dari masa ke masa untuk membendung kemerosotan jiwa oleh pengaruh alam sekeliling yang selalu menantang ini.

Perlu diingat bahwa tidak semua dari mereka yang hadir ke usrah umum atau ceramah umum (dakwah) kita, dapat kita ajak bersama-sama kita. Kalau dalam majlis dakwah atau ceramah umum kita berhasil menarik 500 orang hadir, maka untuk usrah umum kita berhasil menarik 100 orang saja dan seterusnya dalam usrah khusus dari jumlah itu mungkin lebih sedikit lagi. Mungkin hanya 5 orang saja atau kurang dari itu. 5 orang itu sajalah anggota jemaah kita yang dianggap benar-benar mau bersatu di bawah panji-panji perjuangan kita dan yang benar-benar bersedia memikul segala tanggung jawab yang diberikan dan mematuhi segala program-program yang kita susun..


 
DI ATAS RUNTUHAN KOTA MELAKA  KITA DIRIKAN PUTRAJAYA

Demikian gema gempita semangat merdeka

Kuasa sudah pada kita
Ayuh kita hiasi wajah bangsa
Dengan jurai-jurai kilauan permata

Kian jauh menyelusuri zaman merdeka

Kita jadi semakin mengerti
Semata-mata kuasa di tangan bukan petanda bangsa berjaya
Kemiskinan, kedaifan, kejahilan dan peluang tersia-sia
Mendamparkan bangsa itu
Pada taman asing yang mereka pertuankan
Yang lain pula menjadi gelojoh
Oleh runtuhan haloba segalanya mereka rempoh
Mengganggap diri mereka panglima belantara
Pada musim kemarau nurani
Embun serta keringat merdeka tidak lagi sudi menitis

Melayu tidak belajar dari sejarah 450 tahun terjajah

Mewarnakan sejarah mereka
Dengan dendang dan hibur hati bangga
Tentang ceritera dongeng yang mereka cipta

Yang remeh itu utama

Yang utama itu remeh
Yang kecil dialamkan
Yang alam dihamakan

Melodi ceritera yang sungguh mengasyikkan

Kata mereka � Takkan Melayu Hilang Di Dunia�
Sambil menggigit jari jemari
Mereka pun menjadi kuli di negaranya sendiri
Lama sudah runtuhnya Kota Melaka

Kita tidak kembalikan kota itu dengan papan di Jawa

Pun tidak kita bina tugu ingatan
Di Prang Besar kita tiada selera berperang
Dengan tangan-tangan halus arkitek anak watan
Dengan iringan doa dari rekahan bibir

Petani di bendang

Nelayan di lautan
Di sini kita bina mercu tanda bangsa

Suatu gergasi megacity

Suatu jaringan yang menjangkau seluruh jagat
Suatu taman himpunan segala bau-bauan jutaan flora
Suatu simbiosis insan dan alam

Kita namakan sempena nama bapa putranegara


Putrajaya

Lambang negara bangsa merdeka
Di mercu ini kita zahirkan senibudaya bangsa
Dengan segala kelazatan muzik alam
Serta hidangan dan hamparan seni taman
Bersih, indah ,tertib ,teratur
Adunan tamadun tinggi
Jumlah segala cita-cita dan harapan
Membongkar segala-gala yang telah hilang
Dan kita tidak payah mengambil nyawa sendiri
Untuk menebus maruah itu

Dari sini kita menyusun langkah dengan yakin

Membina bangsa dengan cara kita
Bangga dengan apa yang ada
Menghadapi cabaran dengan segala ketahanan
Cukup tangkas menangkis dari menjadi korban kali kedua

Putrajaya

Lambang negara bangsa merdeka
Putrajaya
Lambang negara bangsa merdeka
Putrajaya
Lambang negara bangsa merdeka



Y.A.B. DATO’ SERI DR. MAHATHIR BIN MOHAMAD

PERDANA MENTERI MALAYSIA
29 Ogos 2001
Sempena Pesta Puisi Patriotik 2001
Di Taman Putra Perdana
Putrajaya



Putrajaya bukan sahaja menjadi Pusat Pentadbiran Persekutuan, malah mempamerkan kreativiti, teknologi , seni budaya, waridsan dan kecantikan semula jadi.

Kini, namanya bukan sahaja dikenali oleh rakyat Malaysia tetapi juga di seluruh dunia. Pembangunan Putrajaya telah menyerlahkan kemampuan anak watan membina sebuah Bandaraya Berwawasan yang mempunyai identiti tersendiri dan dikagumi dunia.

Kawasan estet Prang Besar.

Mengimbas kembali pembentukan Putarajaya, ia bermula dengan idea Dr. Mahathir, Perdana Menteri Malaysia yang keempat untuk mewujudkan pusat pentadbiran kerajaan di luar Kuala Lumpur pada pertengahan 1980-an.

Pada 2 Jun 1993, Kabinet telah meluluskan Prang Besar di Sepang sebagai tapak pembangunan tersebut. Pada 22 Februari 1994, Kabinet meluluskan pelan induk pusat pentadbiran baru Kerajaan Pusat.

Lapan bulan kemudian, nama Prang Besar ditukar kepada Putrajaya sebagai menghormati Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Almarhum Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj.

Kawasan estet Prang Besar.

Sejarah baru tercipta pada tanggal 10 September 1996 apabila Dr. Mahathir selaku Perdana Menteri ketika itu, melakukan pecah tanah bagi Presint Kerajaan dan diikuti pelancaran Putrajaya sebagai bandar raya di Pusat Dagangan Dunia Putra (PWTC) pada 8 Oktober 1997.

Ia juga menjadi sejarah kepada Putrajaya kerana menjadi pejabat kerajaan pertama beroperasi di Kompleks Pejabat Perdana Menteri pada 31 Mei 1999.

Dr. Mahathir yang ketika itu masih menjawat jawatan sebagai Perdana Menteri secara rasmi memulakan tugas di pejabat baru pada 21 Jun 1999.

Pada 11 Disember 2000, Dewan Rakyat telah meluluskan Rang Undang-Undang Perlembagaan (Pindaan) 2000 bagi membolehkan Wilayah Persekutuan Putrajaya ditubuhkan.

Putrajaya diisytiharkan dengan rasminya sebagai Wilayah Persekutuan yang ketiga selepas Kuala Lumpur dan Labuan pada tanggal 1 Februari 2001 oleh Dr. Mahathir di Dataran Perdana, Putrajaya.

Dengan cetusan idea Dr. Mahathir, Putarajaya kini tersergam indah. Tidak keterlaluan jika dikatakan betapa Putarajaya dianggap antara mercu tanda terbaik dalam landskap peta dunia.

Bangunan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri

Dahulunya ia hanya kawasan ladang getah dan kelapa sawit yang terpencil, kini Putarajaya berubah wajah, sekali gus menjadi mercu tanda negara selaras dengan aspirasi Wawasan 2020 yang diilhamkan Dr. Mahathir.

Kehebatan Putarajaya bukanlah terletak kepada bangunan pencakar langit, sebaliknya setiap binaan ada kehebatannya dan mempunyai nilai estetika yang tersendiri seperti reka bentuk tradisional dan Islam.

Bangunan Perbendaharaan Malaysia.

Putrajaya bukan sekadar sebuah Pusat Pentadbiran Kerajaan Persekutuan tetapi juga merupakan sebuah bandar raya terancang yang menjanjikan kehidupan lebih selesa dan berkualiti kepada penduduknya.

Turut dikenali sebagai bandar raya pintar dalam taman, Putrajaya juga mempunyai pelbagai lokasi menarik yang boleh dikunjungi warga tempatan mahu pun pelancong dari luar negara. Antaranya;



• Perdana Putra

Bangunan Putra Perdana terletak pada aras tertinggi di Presint 1 dan dapat dilihat dengan jelas dari Tasik Putrajaya. Reka bentuk bangunannya menggabungkan elemen reka bentuk Mogul-Islam.

Struktur batu berwarna semulajadi dengan bumbung dan kubah berbentuk bawang yang berwarna kehijauan serta dikelilingi kubah kecil. Yang jelas, Perdana Putra dilabel sebagai salah satu daripada pembangunan mercu tanda Putrajaya.



• Seri Perdana

Seri Perdana sebagai kediaman rasmi Perdana Menteri Malaysia sekarang dan pada masa akan datang sering digunakan untuk sambutan dan jamuan rasmi.

Seri Perdana terdiri daripada tiga blok utama. Blok kediaman rasmi dikhaskan untuk Perdana Menteri dan keluarganya.

Reka bentuk Islam dan Melayu mendominasi pembinaan Seri Perdana, namun bangunan ini turut menggabungkan elemen barat dan kontemporari bagi menggambarkan keterbukaan Malaysia terhadap dunia luar. Seri Perdana turut menzahirkan tujuh zon landskap bagi menarik tumpuan para pengunjung.



• Masjid Putra

Masjid Putra mempunyai kubah berwarna merah jambu. Ia terletak di sebelah barat di tepi Tasik Putrajaya, sekali gus memperlihat kedudukan masjid seperti dalam keadaan terapung.

Dinding di sebelah bawah masjid ini menyerupai Masjid Raja Hassan di Maghribi.

Masjid Putra mengandungi tiga ruang utama iaitu ruang sembahyang, kawasan lapang yang dikenali sebagai Sahn dan kemudahan untuk pendidikan dan pelaksanaan majlis rasmi. Masjid ini boleh menampung 15,000 jemaah dalam satu masa serta menempatkan galeri bilik kenamaan, perpustakaan serta muzium manuskrip al-Quran, auditorium, ruang pameran dan bilik seminar.



• Istana Melawati

Istana Melawati dibina untuk kediaman Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong, tempat mesyuarat Majlis Raja-raja selain digunakan untuk acara rasmi dan lawatan peribadi mengadap Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.

Ia terletak di Presint 1 di atas Taman Putra Perdana. Ciri unik seni bina istana ini ialah terdapat bumbung pyramid yang berasaskan segi empat sama dan seni bina tropika Melayu berkonsepkan bumbung limas (bumbung perabung lima).



• Pusat Konvensyen Putrajaya (PICC)

Sekali pandang, PICC kelihatan seperti sebuah kapal angkasa. PICC yang dibina bagi tujuan menganjurkan konvensyen, pameran atau acara persendirian berbentuk wau bulan dan pending perak (kepala tali pinggang berwarna perak diraja) dengan dewan utamanya dalam bentuk mata pending perak. Jumlah keseluruhan kawasannya ialah 135,000 meter persegi dengan sembilan tingkat.

Di PICC terdapat tiga dewan iaitu Dewan Plenary, Dewan Bankuasi dan Dewan Ketua Negara. Sebagai tambahan, terdapat dua tingkat tempat meletak kenderaan dengan 1,200 ruang parkir.



• Dataran Putra

Dataran Putra merupakan hiasan di tengah-tengah Putrajaya yang dihubungkan dengan bangunan Perdana Putra. Dataran ini direka bentuk sebagai dua bulatan berpusat dikelilingi oleh Taman Putra Perdana.

Dataran Putra terbentuk daripada 11 penjuru bintang yang melambangkan 11 negeri Tanah Melayu ketika Negara mencapai kemerdekaan pada 31 Ogos 1957.

Ini diikuti dengan 13 penjuru bintang yang melambangkan 13 negeri yang membentuk Malaysia pada 1963. Seterusnya ia menampilkan 14 penjuru bintang yang merangkumi tambahan Wilayah Persekutuan.



• Monumen Alaf Baru

Monumen Alaf Baru atau sebelum ini lebih dikenali sebagai Tugu Millenium adalah monumen yang pertama didirikan di Putrajaya.

Monumen ini bertindak sebagai alat bagi generasi muda memahami sejarah awal negara, pengorbanan dan kisah kejayaan pemimpin tempatan selain membangkitkan semangat generasi muda untuk mencapai kegemilangan pada masa akan datang.

Monumen yang berbentuk bunga raya ini terletak di Presint 2 di kawasan taman seluas 25 hektar. Ia berketinggian 68 meter dan tiga tiang utamanya mempunyai lilitan yang berbeza, berukuran dari 3 meter di tapak, empat meter di tengah dan tajam di penghujungnya.



• Boulevard Putrajaya

Boulevard Putrajaya juga dikenali sebagai jalan berhias. Ia merupakan laluan pejalan kaki yang menghubungkan lima presint utama yang terletak di Kawasan Utama (Core Area). Boulevard Putrajaya selebar 100 meter dan terdapat empat buah dataran iaitu Dataran Kawasan, Dataran Putrajaya, Dataran Rakyat dan Dataran Gemilang.

Panjangnya ialah 4.2 kilometer merentangi dari arah utara hingga selatan Putrajaya. Boulevard Putrajaya sering digunakan bagi mengadakan perayaan Hari Kebangsaan, pesta keramaian, pertunjukan kebudayaan serta perarakan.



• Taman Wetland

Taman Wetland menempatkan Pusat Penghayatan Alam, Menara Pandang Jauh, kawasan perkelahan serta tapak semaian Wetland. Wetland Putrajaya merangkumi kawasan seluas 162 hektar yang meliputi 24 sel Wetland.

Terdapat 70 spesis tumbuhan wetland asli telah disemai di Tamai Semaian Wetland Putrajaya. Juga terdapat 24 spesis ikan air tawar tempatan dilepaskan bagi meningkatkan kepelbagaian biologi sel-sel Wetland ini.



• Taman Botani

Taman Botani menawarkan suasana yang tenang dan nyaman kepada para pengunjung. Ia merupakan taman terbesar seumpamanya di Malaysia dengan kawasan meliputi 92 hektar dan mengandungi pokok dan tanaman yang jauh lebih banyak boleh dilihat di lain-lain taman botani.

Taman ini mengandungi tiga komponen iaitu bunga-bungaan, pohon hiasan dan pemeliharaan serta penyelidikan. Taman Botani menempatkan lebih 700 spesis tumbuhan tempatan dan juga dari 90 buah Negara luar termasuk Asia Pasifik dan Afrika.



• Taman Warisan Pertanian

Taman Warisan Pertanian mempamerkan pembangunan pertanian di Malaysia yang mengandungi banyak tanaman tradisional seperti getah, koko, kelapa sawit, buah-buahan, herba dan rempah-ratus.

Antara kemudahan dan tarikan yang terdapat di sini ialah Kompleks Pelawat, Trek Herba dan Rempah-Ratus, Dusun, Plot Konal getah dan Anjung Tinjau. Para pelawat juga berpeluang melihat, menikmati, menyentuh, mencium dan mempelajari tentang lebih daripada 70 tanaman di Taman Warisan Pertanian.



• Cruise Tasik Putrajaya

Tasik Putrajaya seluas 400 hektar terbentuk ditengah-tengah Putrajaya. Ia merupakan sebuah tasik yang boleh dinikmati dengan menaiki bot bagi menyaksikan keindahan dan keajaiban yang ada di sekeliling tasik ini.

Cruise Tasik Putrajaya menawarkan konsep pelayaran unik dari segi konsep dan reka bentuk bot dengan tiga pilihan iaitu Perahu Dondang Sayang, Passanger Cruise Boat (Belimbing) dan Dining Cruise Boat (Daun).



• Jambatan

Bagi menghubungkan kawasan-kawasan di Putrajaya dengan cukup fleksibel, lapan buah jambatan yang unik dan mempunyai ciri-ciri tersendiri telah direka bentuk bagi memberi gambaran serta nilai estetika yang melambangkan kebudayaan tempatan. Lapan buah jambatan tersebut ialah Jambatan Putra, Jambatan Seri Perdana, Jambatan Seri Bakti, Jambatan Seri Gemilang, Jambatan Seri Wawasan (gambar di atas), Jambatan Seri Bestari, Jambatan Seri Setia dan Jambatan Seri Saujana.

No comments:

Post a Comment